DIEN DAN Al-ISLAM

Posted: Oktober 21, 2009 in Kajian Tauhid

Tinjauan secara etimologis dan terminologis)

A. Pendahuluan

Fenomena yang terjadi sekarang adalah banyaknya kekeliruan pemahaman terhadap dien al-Islam. Dien banyak didefinisikan dengan istilah “agama”. Istilah ini berasal dari bahasa sansekerta A” artinya tidak dan ”Gama” artinya kacau. Apabila digabung, secara bahasa agama memiliki arti tidak kacau. Jadi apapun yang dapat membuat sesuatu tidak kacau atau stabil -dengan melihat definisi diatas- maka dapat kita sebut sebagai agama. Dari istilah Agama ini kemudian muncul istilah Tuhan, dimana ”Tu” adalah kepala dan ”Han” adalah dewa, jadi Tuhan adalah kepala/tetua dewa (berbeda dengan Allah yang Esa). Terlebih lagi umat Islam sekarang hanya memahami Islam sebatas ritual-ritual belaka yang dapat mengakibatkan munculnya paham sekuler di negeri ini. Berdasarkan keadaan ini perlulah kiranya kita memahami lebih mendalam tentang makna dien dan Islam, baik secara etimologi maupun terminologi dengan tujuan supaya kemuliaan, ketinggian, dan kesempurnaan Islam dapat terlihat dan terpahami.

B. Pembahasan

Kata Islam sering dikaitkan dengan kata Dien di dalam Al-Quran. Kata Dien diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (dalam terjemahan DEPAG) sebagai Agama. Sebagai contoh pada Qs. 3:19 ” Sesungguhnya agama (read.Dien) yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam………” serta dalam Qs.3:85 ” Barang siapa mencari agama selain agama (read.Dien) Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. Jadi Dien Islam secara umum diterjemahkan sebagai Agama Islam. Akan tetapi, di dalam Al-Quran, kata Dien tidak selalu diterjemahkan Agama, sebagai contoh dalam Qs.1:4, Dien diterjemahkan sebagai hari pembalasan, pada Qs.12:76 Dien diterjemahkan undang-undang, dll. Bahkan jika ditinjau dari etimologi dan terminologi Arab (sebagai bahasa Al-Quran), Dien tidak selalu dimaknai sebagai agama atau ritualisme. Melihat hal tersebut, kita tidak bisa menerjemahkan Dien Islam hanya sebagai Agama Islam, apalagi mendefinisikannya. Kalau begitu apa definisi dari Dien Islam itu? Di sini kita akan mencoba mendefinisikan Dien Islam dari berbagai sisi di antaranya, etimologi Arab, terminologi Arab, terminologi Al-Quran beserta sifat-sifatnya dan tentunya Hadits.

I. Definisi Dien a. Menurut Etimologi Bahasa Arab
Dien secara etimologi bahasa Arab bermakna ketaatan, kepatuhan dan ketundukan.

b. Menurut Terminologi Bahasa Arab
Sedangkan secara terminologi bahasa Arab Dien bermakna:
1. Al jaza wal mukaffah yang artinya ketundukan total.2. Al-Kodha yang artinya aturan atau undang-undang3. Atadbir yang artinya hukum.
4. Al mulk wa sulthan yang artinya kerajaan, kekuasaan, dan pemerintahan
5. Al hisab yang artinya Haari Pembalasan.
c. Menurut terminologi Al-Quran
Secara terminologi Al-Quran, Dien bermakna:1. Undang-undang atau aturan (Dien dikaitkan dengan undang-undang)/القانون أو النظام “…..undang-undang (read.Dien) raja. …..” (Qs. 12:76)2. Hukum (dien dikaitkan dengan hukum)“…agama (Hukum) Allah,….”. (Qs.24:2)3. Militer (Dien dikaitkan dengan perintah perang)“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan”. (Qs. 8:39)4. Hari Pembalasan (Dien diartikan hari pembalasan/الجَزَاء)
“Yang menguasai hari pembalasan (read. Dien)”. (Qs. 1:4)
5. Cara/Metode Ilahiah (الطريقة الإلهية)“ Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam………” (Qs. 3:19)
Dan Q.S. Ali Imran: 83, yang berbunyi:
“Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan”
6. Millah atau sunnah.
Seperti millah Ibrahim dan tidak disandarkan kepada Allah (tidak dikatakan millatullah). Makna ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 135 dan surat Yusuf ayat 37.
7. Jalan/sistem
Terdapat dalam surat at-taubah ayat 33.

d. Menurut hadits
Sedangkan makna Dien menurut hadits dalam kitab tuhfah al-ahwadzi adalah Nasihat
“الدين النصيحة” أي عماد الدين وقوامه هو النصيحة
Artinya: “Dien merupakan nasihat”.
Hadits ini bermakna tiang dan fondasi dien adalah nasihat.
Dari etimologi dan terminologi bahasa Arab serta terminologi Al-Quran, dan Hadist kita bisa melihat ciri-ciri dari Dien yaitu Universal (umum, mencakup Dunia dan Akhirat), Komperhensif (lengkap/menyangkut semua dimensi kehidupan), dan Integral (menyeluruh). Dari sini kita dapat mendefinisikan bahwa Dien adalah sebuah sistem yang mengatur semua dimensi kehidupan, baik itu personal (ritualism) ataupun sosial (adanya undang-undang dan hukum). Jadi Dien bukan agama sebagaimana yang dipahami oleh mayarakat kita, tapi Dien adalah sebuah sistem kehidupan.

II. Definisi Islama. Menurut etimologi bahasa Arab
Makna Islam secara etimologi bahasa Arab adalah selamat, kemuliaan dan tanggal yang mulia.

b. Menurut terminologi Bahasa Arab
Makna Islam secara terminologi Bahasa Arab adalah ketundukan dan keselamatan.

c. Menurut etimologi Al-Quran
Islam adalah ketundukan total dan berserah diri.“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri (read.Aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (Qs.3:83)
d. Menurut terminologi Al-Quran
Makna Islam menurut terminologi Al-Quran adalah:1. Dienul Hak (Dien yang Benar)“….agama yang hak…”. (Qs.48:28)2. Dienul Hanif (Dien yang lurus)“….dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Qs.98:5)3. Dien yang Sempurna“….. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,…”. (Qs. 5:3)4. Dinullah (Agama Allah)“….agama Allah……….” (Qs.3:83)

e. Menurut hadist
Islam menurut hadits adalah:1. syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji2. tidak marah3. kedamaian4. keadilan5. akhlak yang mulia
Dari etimologi terminologi bahasa Arab, etimologi Al-Quran, terminologi Al-Quran, dan terminologi hadist, maka terlihat bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang datang dari Allah (dienullah) yang mana ajaran tersebut bersifat benar, lurus, komprehensif, integral, menyelamatkan, mulia dan sempurna.
Apabila Dien dan Islam digabung maka terbentuklah Dienul Islam. Dienul Islam dapat didefinisikan sebagai ajaran yang Allah turunkan kepada Muhammad -melalui malaikat Jibril- untuk dijadikan sebuah sistem kehidupan, supaya manusia yang berserah diri kepadanya selamat di dunia dan di akhirat. Secara singkatnya Dienul Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang dilandasi oleh ajaran Islam. Karena sifatnya yang universal maka Dienul Islam cocok disemua tempat dan zaman. Karena sifatnya yang konferhensif maka Dienul Islam mencakup semua dimensi kehidupan dari mulai yang terkecil sampai yang terbesar, baik itu ideoligi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, pribadi, mayarakat, negara, dan dunia. Karena kesempurnaannya maka dinul Islam tidak perlu dicampur dengan yang lain. Karena kebenarannya maka segala sesuatu di luarnya adalah kebatilan. Karena keintegralannya maka untuk orang-orang yang beriman diwajibkan untuk memasuki sistem tersebut (Dienul Islam) secara keseluruhan/kaffah atau tidak sebagaian-sebagaian, dan apabila sengaja untuk mengambil sebagiannya saja, maka otomatis tidak ada Islam bagi dia. Hal inilah yang harus dipahami oleh umat Islam, bahwa Dien Islam yang Allah ridhai berbeda dengan Agama Islam yang sekarang dipahami.

C. PENUTUP
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka jelaslah bahwa tugas kita bersama untuk meluruskan pemahaman yang berkembang di masyarakat. Memang tidaklah mudah untuk mengubah suatu masyakarat yang sudah terkontaminasi oleh pemahaman-pemahaman sekuler, materialistis, dan hedonis. Tetapi dengan bersatu padu dan dalam ikatan yang kokohlah kita akan dapat membentengi diri dari berbagai pemahaman yang destruktif. Wallahu a’lam bi al-shawwab

Referensi :
-Al-Quran-Bukhari-muslim-Kamus Al munjid-ma’alim fi tarik-Mafhumul Hakimiyyah fi fikri

Komentar
  1. Vedasastra berkata:

    islam adalah agama yang paling benar menurut orang islam, kristen adalah agama paling benar menurut orang kristen: http://vedasastra.wordpress.com/2010/03/15/akibat-memeluk-agama-hindu/

  2. Deni berkata:

    Hanya aqidah Islam yang berlandaskan hukum yang pasti kebenarannya (qoth’i), yang lain hanya berdasarkan dugaan-dugaan (dzan), alias tidak punya dasar yang pasti kebenarannya, mereka hanya berlandaskan pemikiran para pendeta, rabi, pastur, romo, paus, pedande, atau manusia yang dianggap suci.

  3. venera berkata:

    setuju pada Deni.

  4. Dodol berkata:

    Perbedaan Definisi AGAMA dan AD-DIN.

    A. Ruang Lingkup Definisi AGAMA:
    Definisi AD-DIN.
    Arti Ad-Din secara teknis;
     Arti Ad-Din secara teknis menurut bahasa Inggris adalah religion.
     Arti Ad-Din secara teknis menurut bahasa Belanda adalah religie.
     Arti Ad-Din secara teknis menurut bahasa Indonesia adalah AGAMA.

    Definisi AGAMA
     Menurut Fachruddin Al-Khoiri; kata “AGAMA” berasal dari kata majmu’ dari bahasa Sansakerta yang terdiri dari dua kata yaitu A’ yang berarti tidak dan GAMA yang berarti kacau, kocar-kacir.

     Menurut H. Bahrum Rankuti; kata “AGAMA” terdiri dari A’ (dibaca panjang) yang berarti cara, jalan, metode, tre way dan GAMA berasal dari kata Gam (Bahasa Indonesia Germania) yang berarti dalam bahasa Inggris; to go, jalan, cara berjalan. Jadi AGAMA secara arti kata ialah cara atau jalan keluar atau metode untuk melangkah.

     Menurut Sultan Mahmud Zein dalam kamusnya menerangkan bahwa AGAMA berarti kepercayaan terhadap roh nenek moyang, leluhur, karuhun, dewa, kesaktian atau kepada tuhan.

    Kesimpulan dari ketiga pendapat di atas bahwa arti AGAMA adalah tidak kacau, cara berjalan, metode melangkah, kepercayaan kepada roh nenek moyang, leluhur, kesaktian, dewa dan tuhan.

    Jadi yang dimaksud dengan AGAMA Versi Bangsa Indonesia adalah ajaran, tuntunan atau konsep hidup yang di dalamnya hanya menata dan mengatur satu aspek kehidupan saja yakni hanya menata dan mengatur masalah ibadah ritual saja seperti; sembahyang, kebaktian, misa, puji-pujian, semedhi, yoga, puasa, do’a, ibadah haji, pengajian, kegiatan amal, merayakan hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Paskah, Nyepi, Galungan, Kuningan, Waisak, Ngaben, Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Isro Mi’raz dan lain sebagainya.

    B. Ruang Lingkup Definisi Ad-Din:
    1. Definisi Ad-Din:
    Menurut Alloh SWT dalam Al-Qur’an telah diterangkan bahwa definisi sebuah AD-DIN memiliki banyak makna diantaranya; undang-undang / peraturan Qs 12:76, hukum / peradilan Qs 24:2, kekuasaan / kedaulatan Qs 3:83 / 56:86, tatanan / sistem hidup Qs 110:1-3, ketaatan / kesetiaan Qs 16:52 / 39:11, ibadah / pengabdian Qs 40:14,65, agama Qs 107:1, pembalasan Qs 1:4 / 82:17 / 95:7.

    2. Ruang lingkup AD-DIN;
    Ruang lingkup, komponen dan aspek-aspek yang ada dibawah naungan sebuah Lembaga AD-DIN adalah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yakni; mencakup urusan (a) kenegaraan; ideologi (pemahaman, pola pikir, cara pandang, keyakinan, cita-cita), politik (ketatanegaraan; kedaulatan, kepemimpinan, pemerintahan), hukum (undang-undang pidana & perdata), ekonomi, sosial, budaya, (b) agama, waris, pendidikan, kesehatan, pernikahan (berkeluarga), hankam (militer), iptek, akhlak (moral), olah raga, ketaatan dan lain sebagainya.

    Definisi dan ruang lingkup AD-DIN tidak sama dengan AGAMA, AGAMA hanyalah merupakan salah satu komponen yang ada dalam naungan sebuah AD-DIN, sedangkan AD-DIN adalah sebuah tatanan atau sistem hidup masyarakat atau sebuah lembaga pemerintahan yang di dalamnya menaungi; menata dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk di dalamnya menaungi; menata dan mengatur masalah urusan AGAMA.

    Segala bentuk tatanan, sistem hidup masyarakat; kedaulatan, kekuasaan, kepemimpinan, pemerintahan, kerajaan, negara, daulah atau khilafah, maka itulah yang dalam Al-Qur’an disebut dengan AD-DIN . Istilah AD-DIN ini tidak hanya dikhususkan untuk Islam saja, akan tetapi ditujukan juga kepada segala bentuk tatanan atau sistem hidup masyarakat, sistem kekuasaan, sistem kepemimpinan, sistem pemerintahan, sistem kerajaan, sistem negara, sistem daulah atau sistem khilafah yang di dalamnya menanugi; menata dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, sekalipun tidak berpedoman kepada Wahyu Alloh (Kitabulloh), seperti halnya Lembaga Ad-Din yang telah diproklamasikan oleh Fir’aun, Raja Namruz, Raja Abrahah, dan Lembaga DINUL JAHILIYAH MEKKAH yang dipimpin oleh Abu Jahal Cs. Itulah definisi AD-DIN yang sesungguhnya sesuai dengan yang diharapkan oleh Alloh dan Rosul-Nya.

    Jadi definisi Ad-Din SAMA DENGAN definisi sebuah Lembaga Pemerintahan, yakni tatanan atau sistem hidup masyarakat atau sebuah lembaga yang di dalamnya menaungi; menata dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, yakni menaungi; menata dan mengatur masalah; IDEOLOGI (PEMAHAMAN, POLA PIKIR, CARA PANDANG, KEYAKINAN, CITA-CITA), POLITIK (KETATANEGARAAN; KEDAULATAN, KEPEMIMPINAN, PEMERINTAHAN), HUKUM (UU PIDANA & PERDATA), EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA, PENDIDIKAN, PERNIKAHAN (BERKELUARGA), KESEHATAN, WARIS, HANKAM (MILITER), IPTEK, AKHLAK (MORAL), OLAH RAGA, KETAATAN, dan lain-lain dengan berpedoman kepada undang-undang dan hukum yang telah dibuat oleh penguasa yang memerintah di wilayah tersebut, seperti Dinul Islam Madinah, Dinul Jahiliyah Mekkah, dan lain sebagainya.

    Sedangkan yang dimaksud dengan AGAMA menurut versi Bangsa Indonesia adalah sebuah ajaran, tuntunan atau konsep hidup yang di dalamnya hanya menata dan mengatur SATU aspek kehidupan yakni masalah ibadah ritual saja seperti; sembahyang, kebaktian, misa, puji-pujian, semedhi, yoga, puasa, do’a, ibadah haji, pengajian, kegiatan amal, merayakan hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Paskah, Nyepi, Galungan, Kuningan, Waisak, Ngaben, Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Isro Mi’raz dan lain sebagainya, dimana keberadaan sebuah Agama biasanya ada dalam naungan Departemen Agama, selanjutnya sebuah Departemen Agama pasti ada dalam tubuh, wadah, naungan, perlindungan atau legalitas dari sebuah Lembaga AD-DIN.

    Secara global Lembaga Ad-Din yang ada dimuka bumi ini hanya ada 2 yakni;
    1. DINUL ISLAM, yaitu sebuah tatanan atau sistem hidup masyarakat atau sebuah lembaga hasil ciptaan Alloh SWT yang telah diwahyukan kepada para Rosul-Nya (Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW) yang di dalamnya menaungi; menata dan mengatur seluruh aspek dan sendi kehidupan manusia dengan berpedoman kepada undang-undang dan hukum yang bersumber dari Wahyu Alloh (Al-Qur’an & Sunnah) Qs 42:13 / 9:33.

    2. DINUL GHOIR ISLAM atau DINUL JAHILIYAH, yaitu segala bentuk tatanan, sistem hidup masyarakat, kepemimpinan, pemerintahan, negara atau segala bentuk kerajaan yang di dalamnya menaungi; menata dan mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan berpedoman kepada undang-undang dan hukum yang bersumber dari hasil buatan manusia / thogut (Non Wahyu).

    Secara garis besar Agama yang ada di muka bumi ini juga terbagi ke dalam 2 kelompok besar yakni;
    1. Agama Islam (Agama Produk Tuhan atau Agama Samawi).
    2. Agama Non Islam (Agama Produk Manusia).

    Agama Islam di zaman Rosululloh SAW juga secara garis besar ada 2, yakni;
    1. Agama Islam yang ada dibawah naungan Dinul Jahiliyah Mekkah, yakni Agama Islam (Islam Millah Ibrahim) yang dianut secara turun temurun oleh mayoritas penduduk bangsa Arab, tapi keberadaan Institusi Agama Islam tersebut ada dibawah naungan Depatemen Agama Negara Jahiliyah Mekkah yang dipimpin oleh Abu Jahal Cs.
    2. Agama Islam yang ada dibawah naungan Dinul Islam Madinah, yakni Agama Islam yang dianut oleh pengikut Nabi Muhammad SAW, dimana keberadaan Institusi Agama Islam tersebut ada dibawah naungan Departemen Agama Negara Islam Madinah yang dipimpin oleh Rosululloh SAW.

    Definisi AD-DIN dalam Al-Qur’an dan bahasa Arab merupakan hal yang unik, seperti definisi AD-DIN menurut versi Alloh tidak akan sama dengan definisi AGAMA menurut versi bahasa Indonesia (Sansakerta), definisi sholat menurut versi Alloh tidak sama dengan definisi sembahyang menurut versi bahasa Indonesia dan begitu juga dengan definisi shaum tidak sama dengan definisi puasa menurut versi bahasa Indonesia.

    Istilah AD-DIN dalam Al-Qur’an boleh diterjemahkan secara teknis ke dalam bahasa Indonesia menjadi AGAMA, tapi AGAMA harus diberi pengertian yang sesuai dengan yang diharapkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. Sebab jika AGAMA diartikan sebagaimana asal bahasanya (Sansakerta), maka jika disambungkan dengan kata ISLAM akan melahirkan definisi AGAMA ISLAM yang tidak sama dengan DINUL ISLAM.

    Hal ini sangat prinsip sekali, mengingat efek yang ditimbulkan dari salah memberi pengertian terhadap istilah DINUL ISLAM adalah akan sangat fatal, akibat dari kekeliruan dalam mengaflikasikan dari istilah itu, maka akhirnya kita salah alamat, bukannya kita melaksanakan DINUL ISLAM yang Alloh kehendaki, malah kita hanyut dan larut dalam kehidupan AGAMA ISLAM yang ada dibawah naungan Lembaga Dinul Jahiliyah. Oleh karena itu tinggalkanlah AGAMA ISLAM yang ada dibawah naungan LEMBAGA DINUL JAHILIYAH, mari sekarang kita untuk berhijrah ke dalam AGAMA ISLAM yang ada dibawah naungan LEMBAGA DINUL ISLAM.

    Jika ruang lingkup DINUL ISLAM hanya sebatas mengatur masalah ibadah ritual saja seperti; thoharoh, sholat, puasa, zakat, infaq, shodaqoh, ibadah haji, umroh, do’a, dzikir bersama, pengajian, tilawah, tahlilan, tawasulan, ziarah kubur, merayakan hari raya idul adha, idul fitri, maulid Nabi, dan lain-lain, maka tidak mungkin Abu Jahal selaku Kepala Negara Jahiliyah (Dinul Jahiliyah) Mekkah dengan aparaturnya berjuang sampai mati demi untuk membunuh Muhammad.

    Seluruh warga Dinul Jahiliyah Mekkah mengenal betul bahwa Muhammad ialah seorang yang jujur, bijak, rendah hati, bersahaja, bermartabat dan merupakan sosok yang patut untuk dijadikan tauladan, sehingga tidak mungkin warga Dinul Jahiliyah Mekkah akan memusuhi pribadi Muhammad jika beliau hanya menda’wahkan tentang masalah Agama Islam yang di dalamnya hanya mengajak untuk melaksanakan ibadah ritual saja.

    Dari sini kita bisa menilai bahwa pastilah apa yang diajarkan oleh Muhammad bukanlah hanya sekedar aktivitas ritual keagamaan saja, tapi ada hal lain yang terkandung dalam misi gerakan da’wah yang diemban oleh beliau. Hal ini menunjukkan bahwa warga Dinul Jahiliyah Mekkah paham betul akan makna dan aspek-aspek yang ada dibawah naungan sebuah Lembaga AD-DIN, sehingga mereka mengupayakan dengan berbagai cara untuk menghentikan pergerakkan rekrutmen (da’wah) yang dilakukan oleh Muhammad dan jama’ahnya, karena jika hal tersebut dibiarkan, maka akan mengancam Keutuhan Negara Kesatuan Republik Jahiliyah (Dinul Jahiliyah) Mekkah.

    Kesimpulan:
    Definisi Din Islam SAMA dengan Pemerintahan Islam karena ruang lingkup Din Islam atau Pemerintahan Islam adalah sama yakni menata dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia (Idelogi,politik, hukum,ekonomi,sosial,budaya,agama,pendidikan,berkeluarga,hankam,ipte4k,dll) dgn berpedoman keda aturan dan hukum yang bersumber dari Wahyu Alloh.

    Sedangkan definisi Agama Islam menurut versi orang sekuler (kaum musyrikin) adalah ajaran yang hanya menata dan mengatur SATU aspek kehidupan saja yakni masalah ritual Islam saja, seperti thoharoh, sholat, puasa, zakat, infaq, shodaqoh, ibadah haji, umroh, do’a, dzikir bersama, pengajian, tilawah, tahlilan, tawasulan, ziarah kubur, merayakan hari raya idul adha, idul fitri, maulid Nabi, dan lain-lain.

    Jadi keberadaan Lembaga Agama Islam yang benar dari sejak Nabi Adam Alahissalam hingga nabi Muhammad SAW bahkan hingga akhir zaman adalah berada dibawah naungan lembaga Din Islam (Pemerintahan Islam) bukan dibawah naungan Lembaga Din Jahiliyah (Pemerintahan Jahiliyah).

    Sebagaimana Firman Alloh SWT berikut ini:
    Sesungguhnya din (sistem hidup) yang diridhoi disisi Alloh hanyalah din Islam….Qs 3:19

    Barangsiapa mencari din selain din Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima din-nya itu daripadanya dan diakhirat akan digolongkan dengan orang-orang yang merugi (tertipu) Qs 3:85.

    Jika kata din tersebut diatas diartikan Agama, maka maksudnya adalah bahwa Agama Islam yang dirdhoi disisi Alloh hanyalah Agama Islam yang ada di bawah naungan Lembaga Pemerintahan Islam (Dinul Islam) bukan Agama Islam yang ada dibawah naungan Lembaga Pemerintahan Jahiliyah Mekkah (Dinul Jahiliyah).

    Keyakinan yang harus dipegang oleh seluruh kaum muslimin:
    Jadi hidup yg benar menurut Alloh SWT adalah hidup yang hanya MENGABDI (Ibadah) kepada Alloh saja Qs 51:56. Sedangkan Pengabdian (Ibadah) yg diterima oleh Alloh SWT hanyalah Pengabdian yg dilaksanakan dalam Agama Islam. Sedangkan Agama Islam yg benar dari zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, bahkan hingga akhir zaman hanyalah Agama Islam yang ada dibawah Naungan Lembaga Dinul Islam (Islam Kaffah / Pemerintahan Islam) Qs 3:19/85.

    Islam Kaffah (Islam yang utuh=Menata & mengatur seluruh aspek kehidupan) SAMA DEngan Din Islam Sama Dengan Pemerintahan Islam=Negara Islam=Daulah Islam=Khilafah Islam.

Tinggalkan komentar